Sabtu, 23 Agustus 2014

Sesungguhnya perceraian bukanlah titik akhir dari masalah sebuah rumah tangga yang sudah runtuh... 
Setelah perceraian terjadi, dua insan yang pernah mengarungi biduk rumah tangga bersama-sama akhirnya memperebutkan hak asuh buah hati mereka... 
Sungguh hal ini bukanlah hal yang mudah bagi seorang ibu. Bila ia kehilangan hak asuh atas anaknya, itu bagaikan kehilangan bagian terpenting dari hidupnya .

Betapa hati seorang Ibu akan sangat teriris-iris dan terluka setiap kali melihat buah hatinya terjebak antara Ayah dan ibunya... 
Pasti akan sangat menyakitkan bagi seorang anak saat melihat dua sosok yang selama ini menjadi panutannya, berebut hak asuh atas dirinya... 
Aku sebenarnya ingin menghindari hal ini karena aku sadar kalau perebutan hak asuh akan memberi pengaruh buruk pada perkembangan psikologis anakku... 
Bagiku mengasuh anak adalah tugas mulia seorang ibu. Betapa bahagianya seorang ibu yang mampu melihat anaknya terlahir dari rahimnya, bisa tumbuh sehat dengan cinta kasih yang dicurahkan olehnya.
   
Bila seorang ibu harus kehilangan hak asuhnya, hatinya pasti akan remuk redam ...
Betapa perebutan hak asuh anak ini bagaikan memakan buah simalakama bagiku... 
Di satu sisi, sang ibu ingin anaknya tumbuh bahagia dengan kasih sayang kedua orang tuanya... 
Sementara di sisi lain, sang ibu juga tidak mampu hidup tanpa kehadiran sang buah hati ...  






















Selasa, 19 Agustus 2014


Apa yang harus dilakukan seorang perempuan, setelah status istri tak lagi disandangnya?
Berapa lama ia bisa bangkit setelah selembar kertas cerai yang seharusnya ringan, memberati langkah menuju masa depan?
Begitu banyak hati perempuan yang terpaku lama, terpuruk,  sebab  perceraian, mengenalkannya pada duka tak bernama. Kesedihan yang tak terbayangkan sebelumnya.
Sejujurnya, jika tanpa Allah di sisi, tak pernah saya bayangkan akan sanggup melalui semua ini. Tanpa percaya akan keberadaan Allah, yang maha kuat, saya akan kehilangan tempat bersandar.

Luka, air mata, kehilangan yang menyiksa, kesedihan karena cinta yang sebenarnya tak pernah pergi. Tapi ada Allah, apa pun yang terjadi, perempuan tak boleh tenggelam dalam jurang kesedihan. Tidak setelah dia tak hanya menyandang predikat istri tetapi juga ibu. Betapa pun nelangsa serta kehilangan daya, saya harus segera bangkit, sebab ananda membutuhkan bundanya, agar rumah tak berhenti menjadi atap kasih sayang.

Dan karena kewajiban orang tua tak berhenti kepada ananda,  saya akan belajar memaafkan, belajar untuk tidak akan mewariskan kemarahan, kekecewaan yang saya rasakan terhadap suami dulu. Bukan hanya karena untuk mencapai puncak keridhaan Allah, anak-anak membutuhkan tak hanya bunda tetapi juga ayahnya. Juga karena tak ada istilah bekas ayah atau bunda, sebagaimana bekas istri atau suami. 




Anak-anak berhak bahagia, berhak tetap mendapatkan kasih dan tuntunan cinta ayah bunda mereka, berhak tetap dituntun menuju surga,  sekalipun orang tua tak lagi bersama.

Senin, 18 Agustus 2014

Hidup Adalah Perjuangan


Hidup adalah perjuangan. Hidup adalah taman pembelajaran. Setiap proses yang terjadi dalam hidup adalah sebuah ilmu yang patut dijalani, disyukuri, dan diterima dengan lapang dada. Termasuk mungkin salah satunya fase perceraian ...

Perceraian adalah fase nyata yang terjadi dalam sebuah rumah tangga. Ini adalah kenyataan pahit sekaligus getir yang sama sekali tak bisa diabaikan, tak bisa disembunyikan, dan harus dijalani. Tidak semua perceraian terjadi karena tidak ada cinta diantara pasangan itu. tapi justru sebaliknya ada berbagai kondisi yang justru menjerumuskan cinta keduanya dalam pertaruhan pelik. 

Ada sebagian pasangan yang lolos mempertahankan cinta mereka, namun adapula sebagian yang memilih angkat tangan. Tapi di atas semua itu. senjata yang terpenting untuk menghidupi kenyataan pahit ini hanyalah dengan berusaha pasrah dan berharap ini memang jalan terbaik yang dimaktubkan Allah.

Satu hal yang terpenting lainnya adalah pentingnya untuk percaya dan selalu berprasangka baik pada Allah. percayalah bahwa dibalikkesedihan ini Allah pasti telah menyiapkan sebuah takdir kebahagiaan yang ada dibalik sana.

Sesungguhnya Allah maha Tahu, maha Bijak. Allah sudah berjanji, bahwa tidak ada beban seberat apapun, yang tidak bisa ditanggung oleh hamba-hamba yang taat kepada-Nya.