Rabu, 26 November 2014

KESEDIHAN


Tak ada kesedihan yang lebih menyayat bagi seorang ibu selain rasa rindu,
karena terpisah dari buah hati penunggu kalbu...
Tak ada seorang ibu yang mampu menahan pilu selain demi merajut harapan untuk bisa bersatu kembali dengan anak-anaknya...


Namun ketika seorang Ibu melahirkan, seakan nyawa tak utuh lagi di raganya...
Terbagi-bagi pada setiap ananda yang dilahirkan… 
Sejak itu kepentingan dan kebutuhan seorang Ibu menempati urutan ke sekian… 
dikalahkan oleh kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya… 
Salah satu cinta paling sejati adalah yang dimiliki seorang bunda untuk Ananda...  


Ya Allah, hanya Engkaulah sumber penguat jiwa Hamba...
Hamba mohon pada-Mu kuatkan lemah hamba, lapangkan sesak hamba, ikhlaskan keluh hamba untuk menghadapi hidup ini dengan dagu terangkat...
Iklhas memang tak mudah, karena itu Allah mengganjarnya dengan surga…  
Hamba mohon jangan biarkan hamba tersungkur dalam ketidakberdayaan hamba,
menanggung beban perasaan pilu karena terpisahkan dari anak kandung hamba sendiri, 
Ya Allah.... 

Senin, 17 November 2014

IMAM BAGI KELUARGAKU


Aku tidak menyalahkan jika sebagian orang menganggap tindakan ini bodoh. Menyerahkan rumah  yang menjadi atap bagi saya dan Rosi, 
kepada perempuan yang telah mengambil lelaki yang pernah ada di dalam hati ini.
Tetapi, apalah arti materi, jika hidup kehilangan ketenangan, 
jika sakinah terampas dari udara yang saya hirup sehari-hari.
Barangkali melepas rumah ini, agar perempuan lain itu tenang,
merupakan hal yang terbaik setidaknya untuk saat ini.

Keputusan ini berat, terlebih begitu banyak kenangan indah yang terukir, 
hari-hari kami bersama Mas Bram...
Bagian-bagian penting yang menjadi sejarah panjang kebersamaan dan cinta kami...
Tetapi, di sisi lain, rumah ini adalah hak Mas Bram, warisan dari ibunya...
Dengan begitu pada hakikatnya saya hanya mengembalikan sesuatu 
yang menjadi milik Mas Bram...

Saya yakin, Allah yang mencurahkan rizki, bagi setiap makhluk-Nya..
Dan sedikit pun saya tak ingin ada ketakutan, kekhawatiran 
bahwa tanpa rumah ini, aku dan ananda akan terlantar...
Sebab, jika Allah memberikan rizki dan karunia-Nya 
bahkan bagi mereka yang tak beriman, 
bagaimana mungkin Allah akan menelantarkan hamba-Nya yang berusaha 
memurnikan keikhlasan, yang berjuang untuk semakin dekat kepada-Nya, 
yang berupaya pasrah dan Tawakal kepadaNya? 

Allah, Ya Rahman, pada-Mu saya bersandar..
Hanya dengan cinta dan ridho-Mu, 
hamba kuat dan ikhlas menjalani berbagai ujian yang Engkau berikan. 
Tanpa kehilangan keyakinan, insya Allah, keikhlasan akan membuka pintu-pintu keajaiban, meski saat ini mungkin sulit hamba temukan..

Allah memang tidak pernah menjanjikan langit yang selalu cerah, tapi Allah senantiasa menghiasi langit dengan pelangi seusai hujan lebat mereda... 
Semoga Allah senantiasa membimbing dan melindungiku agar aku mampu menghadirkan pelangi kehidupan baru bagi Rosi dan bayi dalam kandunganku.

Dengan keputusanku ini, aku ingin menjadi seperti anak kecil 
yang baru belajar melangkahkan kakinya di dunia 
dan percaya bahwa saat aku hendak jatuh, 
ada tangan Allah yang selalu membantuku untuk bangkit 
dan kembali berdiri menghadapi dunia..
Ya Allah, dengan 99 nama-Mu hamba memohon, 
dunia dan seisinya boleh lepas dari genggaman, 
tapi hamba ridho ya Allah, 
selama tak Engkau alihkan wajahMu dari kami, Amin....