Senin, 08 Desember 2014

Sahabat pembaca tersayang ...
Mungkin tulisan ini adalah tulisan saya yang terakhir di blog ini ... Karena demi tanggung jawab sebagai seorang ibu, dengan berat hati saya harus mundur dari blog ini.  Setidaknya hingga saya mampu menyesuaikan diri dengan ritme baru skenario kehidupan yang Allah berikan. Tetapi jangan tinggalkan saya dari ingatan dan doa sahabat sekalian. Sebab selama ini saya percaya, doa orang banyak juga yang memberi saya kekuatan dan tak habis kesabaran, meski ujian demi ujian bertubi menghampiri. Meski kata orang,  bahkan sabar ada batasnya. 
Tetapi jika semua dilakukan semata mengharap ridha-Nya, adakah batasnya ? 
Tidakkah Allah adalah energi, motivasi kehidupan yang luar biasa ? 
Dan ridho-Nya adalah penawar bagi berbagai luka kehidupan ?

Semoga Allah menjaga sahabat pembaca sekalian, dalam cinta dan kasih sayang-Nya. 
Terima kasih telah menemani saya selama ini, melalui berbagai warna kehidupan. 
Terima kasih telah memberi saya kepercayaan untuk menggenggam kisah sahabat sekalian. 
Terima kasih juga telah mendampingi saya melewati beragam ujian kehidupan. 
Terima kasih telah menjadi pelangi dalam hari-hari mendung yang saya lalui.

Selamat berjuang para Bunda, sahabat perempuan semuanya salam penuh kasih atas nama Allah, Terima kasih telah menjadi pelangi dalam hari-hari mendung yang saya lalui.

Bilamana saya tidak lagi ada bersama sabahat semua di sini, percaya dan yakinlah bahwa Allah masih selalu menemani kita semua dalam melewati setiap masalah dalam hidup kita. Allah-lah sahabat hakiki tempat sahabat semua menyandarkan hidup, menggantungkan harapan, meminta pencerahan dan ketenangan.

Selamat berjuang para Bunda, sahabat perempuan semuanya. Salam penuh kasih atas nama Allah, agar kita selalu dalam lindungan dan rahmat-Nya... 
terimakasih.... 
Wa'alaikumsalam ...

Sahabat pembaca tersayang 
Hidup adalah jalan singkat menuju-Mu ya Allah. 
Ujian dan cobaan adalah kemestian, agar kami semakin layak mendapatkan cinta-Mu. Pada akhirnya semua akan kembali, tak ada yang mampu menolak ketika malaikat maut menjemput Yang hidup hanya bisa belajar dari kepergian orang-orang yang dikasihi, saat mereka telah menuntaskan rindu kepada rob-Nya.

Ketika itu terjadi, seharusnya setiap diri tergugu. Mempersiapkan jawaban : 
Sudah siapkah diri  jika Allah memanggil ? 
Masih beratkah hati dengan kecintaan dunia ? 
Masih bertumpuk kah dosa yang harus ditangisi ? 
Masih lalaikah diri dari memungut remah-remah kebaikan di setiap waktu ?
Allah, hamba ikhlas. Ikhlas karena-Mu.
Mohon siapkan diri hamba ketika hari itu datang, hari saat hamba memenuhi panggilan-Mu.

Sahabat pembaca, semoga tak berkurang syukur dan sabar, di hati kita selama ini. Sungguh, betapa ujian adalah tanda cinta-Nya. Pun takdir yang kini menimpa saya. Lembar kehidupan yang baru dibuka, kini harus ditutup rapat, sebab Allah memanggil sandaran hati saya yang kedua. Kepergiannya menghempaskan saya kembali pada kesendirian. Lebih berat dari sebelumnya karena kini ada ananda lain, tak hanya Rossi. Amanah yang harus saya jaga sepenuh jiwa. Mata-mata yang haus ilmu dan bimbingan, juga kasih sayang. Mereka semua membutuhkan saya 
Selamat jalan wahai suamiku, pasangan hati dan sekaligus penjaga hatiku.

Terimakasih atas izinMu memberiku kesempatan mereguk kebahagiaan dalam lindungan kasihMu.

Sabtu, 06 Desember 2014



Ketika asa menjemput bahagia, dan berharap ada matahari menerangi sepanjang hari. Dan aku yakin, Allah menciptakan matahari itu untuk memberikan penerangan setelah Dia hilangkan kegelapan. Aku yakin, laki-laki inilah cahaya baru yang akan membawaku keluar dari semua masalah yang tak henti datang menimpa… 
Tapi, apakah cahaya itu akan kembali tenggelam dan meredup..?

Tidak ada yang mustahil bagi Allah azza wazalla. Jika Dia menghendaki buah semangka tidak membusuk meski terkena hujan sepanjang hari, maka tidak ada yang tidak mungkin terjadi. Demikian juga dengan ajal manusia, jika Allah menghendaki orang yang kita sayangi tetap menjadi matahari, Allah tidak akan meredupkan matahari itu, karena Allah tahu sinar matahari itu menghangatkan banyak orang…

Senin, 01 Desember 2014

PERCERAIAN


Bismillahirrahmannirarrahim...
Aku kini sudah siap menyusuri lembaran baru dengan Wisnu...
Aku menerima Wisnu bukan karena Wisnu sakit, tapi karena aku yakin bahwa 
Wisnu adalah kepala keluarga dan imam yang telah dipilih Allah untuk mendampingi aku dan menjaga kedua anak aku...
Insya Allah, aku juga bisa menjadi istri yang baik untuk Wisnu dalam keadaan 
suka maupun duka...

Belum lama ini seorang istri yang telah diceraikan suaminya setahun lalu, 
mengutarakan keraguannya, ketika seorang lelaki menunjukkan niat baik untuk melamar...
Saya perlu waktu untuk memohon petunjuk Allah, meminta agar hati 
ditenangkan, dan keraguan dibuang jauh-jauh...
Saya ingin melibatkan Allah dalam setiap keputusan yang saya ambil... 
Saya ingin tangan Allah yang menuntun saya dalam berbagai hal hingga 
pilihan-pilihan, yang kemudian saya buat semoga membawa saya lebih dekat,
kepada ridha-Nya, surga-Nya...

Alhamdulillah berangsur ketenangan dan kemantapan hati hadir, 
ketika saya merasa tak mungkin lagi membuka hati untuk siapa pun...
Sebuah lembaran baru segera hadir untuk saya dan Mas Wisnu, Insya Allah...
Mohon doa sahabat pembaca sekalian, semoga ikatan kasih yang kedua ini, 
terjaga Semoga saya dan Mas Wisnu sama-sama bisa belajar dari masa lalu kami... 
Semoga cinta kedua akan berhias  pelangi hingga hari akhir kami nanti, 
AMIN YA ALLAH....


ANAK ADALAH AMANAH

 Anak adalah amanah terbesar dan paling berharga yang dititipkan Allah bagi 
setiap orang tua...
Dari mereka pula sumber kesedihan, kebahagiaan dan rasa syukur 
bermuara tanpa dasar... 
Dan wajiblah bagi setiap orang tua untuk memelihara, 
menjaga dan mendidik mereka dengan sebaik-baiknya agar 
nantinya mereka bisa tumbuh dewasa menjadi intan,
berkilau yang mampu mengangkat derajat kedua 
orangtuanya di hadapan Allah...

Ajarkanlah anak-anak kita untuk terus menanam 
kebaikan hingga dikemudian hari nanti mereka akan, 
menuai hasilnya... 
Anak adalah amanah terbesar dan paling berharga yang dititipkan Allah bagi 
setiap orang tua...
Dari mereka pula sumber kesedihan, kebahagiaan dan rasa syukur 
bermuara tanpa dasar... 
Dan wajiblah bagi setiap orang tua untuk memelihara, 
menjaga dan mendidik mereka dengan sebaik-baiknya agar 
nantinya mereka bisa tumbuh dewasa menjadi intan,
berkilau yang mampu mengangkat derajat kedua 
orangtuanya di hadapan Allah...

Ajarkanlah anak-anak kita untuk terus menanam 
kebaikan hingga dikemudian hari nanti mereka akan, 
menuai hasilnya... 
Namun jangan sebaliknya menjadikan anak-anak kita sebagai "senjata" 
atau pun "tameng" untuk kepentingan diri kita 
sendiri, karena sesungguhnya saat kita menanam niat 
buruk pada mereka niscaya kelak kita pula yang 
akan menuai bencananya..Na'udzubillahmindzalik...