Sabtu, 16 Agustus 2014


Hendaknya sebuah perceraian bukanlah menjadi ajang permusuhan antara suami dan istri, bukan juga menjadi sebuah jurang pemisah yang terjal antara orang tua dan buah hati ...

Tak ada perpisahan yang tak menyakitkan. Begitu pula dalam perceraian. Ini adalah sebuah pilihan yang harus dihadapi bagi siapapun yang memilih melakukannya. Namun sebagai orangtua kita harus ingat bahwa setiap anak buah hati kita berhak mendapatkan kebahagiaan dan jangan sampai merasakan kepedihan yang orangtua mereka alami. Jadikanlah buah hati kita ibarat perhiasan mahal yang tetap harus dijaga jangan sampai tersentuh luka...

Jadilah bijak. jangan sampai kita menanamkan pengaruh buruk tentang mantan pasangan untuk menjerat hati anak-anak kita. Hargai hak anak-anak untuk tetap mendapatkan cinta dan kasih dari kedua orang tuanya.

Dihadapan-Mu hamba berpasrah dan berserah pada Mu ya Allah ... hanya Engkaulah satu-satunya pelindung hamba.

Hamba mohon ridhoi keinginan dan harapan hamba, berkahilah keputusan hamba untuk memilih jalan yang tidak Engkau sukai ini. InsyaAllah dengan izin Mu hamba yakin perpisahan ini bukan menjadi awal permusuhan namun sebaliknya ini bisa menjadi awal berkah yang lebih baik di kemudian hari ... 
Amin ...
 





 
 

12 komentar:

  1. bunda Hana adlh panutan untuk para ibu n untuk aq juga meskipun aku belum menikah v CHSI sangat mendidik kita agar kita selalu bersabar terus bersabar

    BalasHapus
  2. Mbak Hana Sasmita... mbak.. harus sabar menghadapi semua ini.. Saya yakin mbak pasti kuat.. Perjalanan mbak.. masih panjang... Semangat mbak....

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Sebagai seorang lelaki saya sangat mengagumi sosok Hana Sasmita, perannya sebagai seorang istri sekaligus ibu begitu sabar dan tegarnya dalam menghadapi prahara rumah tangganya...

    BalasHapus
  5. setuju banget sama mbak hana, buah hati adalah mutiara terindah yg telah Allah berikan untuk para istri,,,

    BalasHapus
  6. perceraian orang tua memng mengakibatkan trauma pada anak, ibaratkannya aku digendong oleh 2 tangan, tiba-tiba tangan itu terlepas satu, dan aku hanya digendong oleh satu tangan, dan itu sangat tidak nyaman sekai buatku, karena aku juga anak korban perceraian, . sakitnya disini *tunjukHati , aku pikir orang tualah yang harus mngerti persaan anaknya, tapi dalam hal ini mungkin anak lah yg harus mngrti kondisi orang tua nya, *mirirs sekali, semoga allah selalu mnjaga kedua orang tua ku, . meskipun disini kami terpisah, tapi aku harap kami akan berkumpul di surga nya allah , aamiin . .

    BalasHapus
  7. Sabar yah mba Hana, sesungguhnya dibalik kesedihan dan kesulitan pasti ada kebahagiaan dan kesuksesan. Tetap semangat yah mba Hana.

    BalasHapus
  8. Saya selalu mengibaratkan perceraian sebagai benteng pemisah kebahagiaan seorang anak dengan kedua orangtuanya, tapi seiring berjalannya waktu ketika saya mulai dewasa dan mampu lebih ikhlas menerima kenyataan, perceraian adalah fase hidup yang bisa menjadi pembelajaran. Tidak untuk diratapi, tidak untuk disesali apalgi untuk dimaki. Bagaimanapun perceraian adalah perbuatan halal walau dibenci Allah. Perceraian adalah bagian dari takdir dan seburuk apapun itu, takdir selalu menjadi bagian episode terbaik dalam hidup manusia :)

    BalasHapus
  9. luar biasa kesabaran mbak , meskipun terjadi perceraian , tetapi tatap memberikan pengertian anak na untuk selalu menghormati , menghargai ayah na .

    BalasHapus
  10. mbak hana, ada dalil nggak sih yang menghalalkan perceraian pada situasi tertentu/darurat?

    BalasHapus