Senin, 17 November 2014
IMAM BAGI KELUARGAKU
Aku tidak menyalahkan jika sebagian orang menganggap tindakan ini bodoh. Menyerahkan rumah yang menjadi atap bagi saya dan Rosi,
kepada perempuan yang telah mengambil lelaki yang pernah ada di dalam hati ini.
Tetapi, apalah arti materi, jika hidup kehilangan ketenangan,
jika sakinah terampas dari udara yang saya hirup sehari-hari.
Barangkali melepas rumah ini, agar perempuan lain itu tenang,
merupakan hal yang terbaik setidaknya untuk saat ini.
Keputusan ini berat, terlebih begitu banyak kenangan indah yang terukir,
hari-hari kami bersama Mas Bram...
Bagian-bagian penting yang menjadi sejarah panjang kebersamaan dan cinta kami...
Tetapi, di sisi lain, rumah ini adalah hak Mas Bram, warisan dari ibunya...
Dengan begitu pada hakikatnya saya hanya mengembalikan sesuatu
yang menjadi milik Mas Bram...
Saya yakin, Allah yang mencurahkan rizki, bagi setiap makhluk-Nya..
Dan sedikit pun saya tak ingin ada ketakutan, kekhawatiran
bahwa tanpa rumah ini, aku dan ananda akan terlantar...
Sebab, jika Allah memberikan rizki dan karunia-Nya
bahkan bagi mereka yang tak beriman,
bagaimana mungkin Allah akan menelantarkan hamba-Nya yang berusaha
memurnikan keikhlasan, yang berjuang untuk semakin dekat kepada-Nya,
yang berupaya pasrah dan Tawakal kepadaNya?
Allah, Ya Rahman, pada-Mu saya bersandar..
Hanya dengan cinta dan ridho-Mu,
hamba kuat dan ikhlas menjalani berbagai ujian yang Engkau berikan.
Tanpa kehilangan keyakinan, insya Allah, keikhlasan akan membuka pintu-pintu keajaiban, meski saat ini mungkin sulit hamba temukan..
Allah memang tidak pernah menjanjikan langit yang selalu cerah, tapi Allah senantiasa menghiasi langit dengan pelangi seusai hujan lebat mereda...
Semoga Allah senantiasa membimbing dan melindungiku agar aku mampu menghadirkan pelangi kehidupan baru bagi Rosi dan bayi dalam kandunganku.
Dengan keputusanku ini, aku ingin menjadi seperti anak kecil
yang baru belajar melangkahkan kakinya di dunia
dan percaya bahwa saat aku hendak jatuh,
ada tangan Allah yang selalu membantuku untuk bangkit
dan kembali berdiri menghadapi dunia..
Ya Allah, dengan 99 nama-Mu hamba memohon,
dunia dan seisinya boleh lepas dari genggaman,
tapi hamba ridho ya Allah,
selama tak Engkau alihkan wajahMu dari kami, Amin....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mbak Hana, mbak yang sabar, ya.. aku yakin, dengan keputusan ini pasti hidup mbak akan memasuki gerbang kebahagiaan. semoga allah meridhoi keputusan mbak ini, ya..
BalasHapus************SALAM KENAL : ALNEIRA***********Buat : Mb. Hana Sasmita
Allah lbih tau pa yg engkau btuhkan, bkn keinginan, & rencana Allah lbih Indah dr pda rncana manusia, prcyalh mba Allah sllu brsma hamba2nya yg brsabar
BalasHapusBunda mungkin ini salah satu jalan supaya bunda bisa hidup tenang dan bahagia...aku yakin pasti indah pada waktunya mba .... Setiap kesusahan pasti ada kemudahan .....bunda love you...
BalasHapusYa bunda,, ygvsbar ya bunda,, doa imam slalu mnyertai bunda
BalasHapusMba hana yang sabar ya.
BalasHapusYakin bahwa itu semua jalan dari allah untuk menuju kebahagiaan mba.
Tetap menjadi mba hana yang selalu tegar ya.
Semoga keputusan bunda allah ridhoi.
BalasHapusDan tdk salah dlm mngmbil kputusan.
Allah mbrikan ujiaan sprti hempasan bumi runtuh sklipun kpd bnda itu karena allah tau bunda sanggup melewatinya.
Skli lagi smga kputusan ini kputusan yg baik yg allah ridhoi.
Krna sbaiknya kita trlbh dahulu mgutamakan kluarga kita, baru orglain. :* barakallah